Apa itu "Critical Communication" ?
- dinoayg
- Apr 16
- 2 min read
Updated: Apr 17
Critical Communication: Jantung Operasional Event

Apa kesamaan antara konser musik, festival besar, dan ajang olahraga seperti PON atau
Olimpiade?
Jawabannya: kompleksitas tinggi dan kebutuhan koordinasi tanpa ruang untuk error.
Di balik kemegahan panggung, kemeriahan penonton, dan kecepatan atlet, ada satu
elemen yang jadi penentu kelancaran semua sistem, yaitu Critical Communication.
Apa itu Critical Communication?
Critical communication adalah sistem komunikasi dengan rantai komando (Chain of
Command) terstruktur yang harus berjalan real-time, tanpa delay/jeda, tanpa gangguan,
dan 100% andal, terutama di situasi yang menuntut respon cepat dan koordinasi intens.
Kenapa ini penting di event skala besar?
Puluhan bahkan sampai ribuan personel terlibat: Dari kru teknis/vendor, tim
produksi, keamanan/crowd control, volunteer/relawan, sampai tim medis. Semua
harus bisa terhubung dalam satu rantai komando dan sistem komunikasi.
Area luas dan dinamis: Venue besar dengan kapasitas penuh berarti sinyal HP bisa
lemah. Dengan manajemen frekuensi, HT dan intercom bisa jadi solusi.
Zero tolerance for delay: Komando harus tersampaikan detik itu juga.
Kontinjensi dan evakuasi: Saat terjadi insiden, cuaca ekstrem atau evakuasi medis,
sistem komunikasi harus siap mengambil alih.
Apa yang bisa terjadi kalau critical communication diabaikan?
Penanganan darurat bisa terlambat, berisiko pada keselamatan nyawa
pengunjung/penonton.
Koordinasi panggung atau pertandingan menjadi kacau, berujung pada penundaan,
kerugian waktu dan hilangnya momen penting.
Informasi yang simpang siur dapat memicu dapat panik massal dan kekacauan.
Trust/kepercayaan dari sponsor dan publik menurun akibat event dikelola dengan
tidak profesional.
Apabila kekacauan yang timbul begitu masif dan menimbulkan korban jiwa, maka bisa
berdampak pada gugatan hukum.
Kesimpulan:
Critical communication bukan sekadar alat bantu dalam industri event, melainkan tulang
punggung yang menentukan hidup-matinya sebuah acara. Mengabaikannya ibarat
membangun gedung tanpa pondasi: mungkin berdiri sebentar, tetapi risiko runtuh selalu
mengintai. Di era di mana reputasi dan kepercayaan adalah mata uang utama, investasi
dalam sistem komunikasi yang solid adalah harga mati bagi penyelenggaraan event yang
ingin bertahan dan unggul dalam industri kompetitif ini.
Dengan memprioritaskan critical communication penyelenggara tidak hanya
meminimalkan risiko, tetapi juga menciptakan pengalaman yang mulus bagi semua pihak
(dari klien, tim produksi, tim teknis/vendor hingga penonton/peserta), sekaligus
membangun citra sebagai profesional yang andal.
Comments